Rabu, 19 Juni 2013

sejarah piala thomas dan uber cup

Badminton atau biasa dikenal dengan nama Bulu Tangkis adalah sebuah Olahraga yang sangat ternama, mungkin setelah Olahraga Sepakbola. Kejuaran yang sangat ternama didunia Bulutangkis seperti All England, Thomas dan Uber Cup dan Juga pada perhelatan kejuaran Olympiade.
Nama Thomas dan Uber diambil dari pemain legendaris di dunia bulutangkis, Piala Thomas diambil dari nama  ketua IBF pertama asal Inggris sekaligus Pemain Legendari Bulu Tangkis yang telah menjuarai All England sebanyak empat kali berturut-turut antara tahun 1903-1927 yaitu Sir George Alan Thomas, dia juga sekaligus yg menjadi pelopor untuk diadakan Kompetisi Dunia di dalam Olahraga tepok bulu ini sama seperti halnya World Cup pada Olahraga Sepakbola.
Setelah sembilan tahun lamanya bergelut di Olahraga Badminton ini, Sir George memberikan IBF sebuah piala hasil karya seorang pengrajin perak bernama Atkin Bros. Piala setinggi 28 inci ini bertuliskan “The International Badminton Championship Cup presented to the International Badminton Federation by Sir George Thomas, Bart., 1939“. Di atas mangkuknya terdapat patung kecil atlet bulutangkis.
Awal pertandingan Thomas Cup ini berlangsung dinegara Preston dan Negara Malaya (sekarang Malaysia) merupakan Negara yg pertama kali memboyong Piala Thomas setelah mengalahkan Tim Thomas Denmark di partai Final dengan skor 8-1.
Jika Piala Thomas “dibuat” oleh Sir George Alan Thomas, Piala Uber didapat dari nama Sang legendaris Bulu Tangkis dari Inggris di era 1930-an yaitu Betty Uber. Bentuk Piala Thomas Uber berbentuk bola dunia yang pada bagian atasnya terdapat patung pemain bulutangkis wanita yang sedang mengayunkan raket. Piala ini juga terbuat dari perak dengan tinggi kurang lebih 18 inci dan dibuat oleh Messrs Mappin & Webb di London.
Piala Uber pertama pada tahun 1956 dimenangi oleh Amerika Serikat setelah mengalahkan Tim Uber dari Denmar yang berlangsung di Lancashire pada tahun 1956/5. Dan pada tahun 1984 kejuaran Thomas dan Uber Cup disatukan alias dibarengi. Turnamen Thomas Cup & Uber Cup masing-masing melibatkan 12 tim, termasuk tim tuan rumah dan juara bertahan. Tuan rumah dan juara bertahan langsung lolos ke babak final, sedangkan 10 tim lainnya adalah mereka yang memenangi kualifikasi regional (Asia, Eropa, Oceania, Pan-Amerika, dan Afrika). Babak final kedua turnamen itu sering disebut sebagai Putaran Final Piala Thomas & Uber. Tapi pada tahun 2010 nanti, BWF mengumumkan bahwa keduanya akan digelar terpisah lagi mulai 2010.
Daftar Juara Thomas Cup :
Daftar Juara Uber Cup :

Senin, 03 Juni 2013

Jathilan

Pernah menonton jathilan? Tarian yang sering disebut dengan kuda lumping atau kuda kepang ini cukup populer di Pulau Jawa. Yang menarik dari pertunjukan ini adalah sang penari bisa sampai kesurupan atau kerasukan makhluk halus kemudian makan beling (pecahan kaca). Istilah jathilan berasal dari bahasa jawa “jan” yang artinya “benar-benar” dan “thil-thilan” yang artinya “banyak gerak”.
Kesenian yang menggunakan properti berupa kuda-kudaan dari anyaman bambu ini memiliki beberapa versi sejarah. Ada yang menyebutkan bahwa kesenian ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap perjuangan pasukan berkuda pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah Belanda. Ada juga yang beranggapan bahwa jathilan menggambarkan kisah Raden Patah yang dibantu oleh Sunan Kalijaga dalam melawan Belanda. Versi yang lain lagi mengatakan jathilan mengisahkan latihan pasukan prajurit kerajaan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I untuk melawan Belanda. Persamaan dari semua versi tersebut adalah jathilan menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah Belanda.
Pertunjukan ini dimulai dengan tarian yang gerakannya pelan-pelan, kemudian semakin lama semakin cepat mengikuti irama musik yang dimainkan dengan berbagai alat musik tradisional seperti drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Dahulu, tari jathilan dilakukan untuk memanggil roh kuda untuk meminta keamanan desa dan keberhasilan panen. Kuda melambangkan kekuatan, kepatuhan, dan sikap pelayanan dari kelas pekerja.
Pada awalnya, pertunjukan ini terdiri dari dua peran, yaitu penari kuda dan pria dengan cemeti. Penari kuda dianalogikan sebagai rakyat kelas bawah atau pekerja dan pria dengan cemeti sebagai masyarakat kelas atas yang memiliki otoritas. Kelas pekerja yang diwakili dengan penari kuda digambarkan tanpa aturan, terus menari-nari, semakin lama semakin liar hingga akhirnya kerasukan. Masyarakat kelas atas yang jumlahnya lebih sedikit digambarkan dengan pria pemegang cemeti yang tidak urakan dan memiliki otoritas. Mereka akan memecut cemetinya jika penari kuda menari terlalu liar. Saat penari kuda kerasukan pada klimaks pertunjukan, pria pemegang cemeti jugalah yang akan berperan “menyembuhkan” mereka.
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa pertunjukan ini dilarang agama karena dianggap memuja roh makhluk gaib. Namun ironisnya, lagu-lagu yang dinyanyikan dalam pertunjukan ini biasanya justru menghimbau manusia untuk berbuat kebaikan dan selalu ingat kepada Sang Pencipta. Kini, pertunjukan ini masih sering ditampilkan pada acara-acara resmi tapi sudah banyak mengalami modifikasi dalam kostum, jumlah penari, dan detail gerakannya. Bagaimanapun juga, jathilan merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia yang perlu dilestarikan.